Dunia yang sesungguhnya

Semangatku untuk kembali menulis terinspirasi saat aku sedang mencuci dikamar mandi. Tiba-tiba saja muncul dipikiranku untuk menceritakan kehidupanku setelah lulus SMK.

Saat menjelang kelulusan SMK aku selalu merasa takut apa yang akan terjadi nanti. "Apakah aku akan langsung mendapatkan kerja? Apakah aku akan terus menganggur? Apa aku bisa melewati setiap tes kerja? Apakah setelah ini aku akan terus fokus bekerja dan tidak akan merasakan jadi anak kampus?"
Itulah pertanyaan buruk yang selalu aku dapatkan dalam pikiranku.

Semenjak papa meninggalkan dunia ini dan mama hanya bekerja sebagai pedagang kecil, harapanku untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi rasanya sudah tidak ada lagi. Dulu aku mempunyai keinginan untuk kuliah di jurusan matematika. Tapi semenjak keluargaku mengalami krisis ekonomi yang aku pikirkan hanyalah bekerja untuk membantu keluargaku.

Aku juga sempat mengikuti SNMPTN dan hasilnya gagal karena aku tidak memiliki kesiapan, yang aku pikirkan hanyalah bekerja.
Setelah lulus SMK, aku semangat mencari lowongan kerja dari berbagai akun di instagram, LINE JOBS, dan situs google. Aku juga semangat untuk mempelajari cara membuat lamaran dan CV yang baik melalui email ataupun pos. Semua ku pelajari dengan baik.

Panggilan dari perusahaan manapun tidak ku dapatkan. Setelah 3 bulan, aku dibantu oleh kenalan mamaku. Pertama kali aku mengikuti tes kerja rasanya sangat menakutkan. Mengikuti tes tertulis terbilang mudah bagiku tapi di tes interview aku mulai cemas, takut terhadap pertanyaan jebakan dari sang penanya. Setelah 1 minggu aku menunggu dari perusahaan tersebut tidak ada panggilan lagi. Itu artinya aku gagal dalam seleksi tersebut.

Setelah kegagalan pertama yang aku alami, mama menyuruhku kuliah dengan alasan agar aku bisa dapat gelar dan cepat lulus. "Whaat? Kuliah?? Aku belum bekerja disuruh kuliah? Nanti SPP siapa yang mau nanggung? Mau menambah beban lagi apa?" Perkataan dalam pikiranku. Aku benar-benar ga mengerti dengan jalan pikiran mama saat itu. Aku selalu menolak tapi mama tetap memaksa. Aku disuruh ambil kelas karyawan di kampus swasta cikarang karena mama sangat percaya aku bisa kerja sambil kuliah nantinya. Saat itu aku benar-benar pusing, aku takut kelamaan menganggur dan bagaimana dengan SPP ku nanti. Apalagi aku di kelas karyawan, aku takut memiliki teman yang selalu jajan-jajan ataupun jalan-jalan. Banyak banget yang aku takutkan saat itu.

Akhirnya aku mengikuti keputusan mama dengan berkuliah di kampus swasta cikarang. Dengan berat hati sih sebenarnya. Tapi mau bagaimana lagi, sulit sekali untuk menolak keputusan mama.
Seminggu kemudian, aku dibantu lagi oleh kenalan mama. Tapi yang ini berbeda dari orang yang sebelumnya. Aku sudah tidak takut lagi seperti yang dulu. Tapi ternyata saat sampai di perusahaan itu, hanya aku sajalah yang mengikuti tes. Rasa takutku kembali. Di perusahaan sebelumnya ada banyak orang yang mengikuti tes tapi di perusahaan yang kedua ini hanya aku saja yang mengikuti tes. Rasa takutku ini melebihi rasa takutku yang sebelumnya. Akhirnya aku melewati masa-masa sulit tersebut. Tuhan selalu membantuku. Di hari itu juga aku mengikuti tes MCU. Waw aku lulus tes interview.

Seminggu kemudian, aku mendapatkan telepon yang menyuruhku untuk melengkapi berbagai syarat yang harus aku penuhi. Itu artinya aku sudah fix diterima. Rasanya senang, takut, khawatir semuanya ada dalam diriku. Tapi ternyata aku bisa melewati masa-masa sulit tersebut. Dan yang membuatku merasa bersyukur sekali ternyata keputusanku untuk mengikuti perintah mama tidak salah. Aku merasa kekuatan doa itu sangat ampuh dalam menangani masalah. Tiap malam aku selalu bertanya kepada-Nya apa yang harus aku lakukan. Akhirnya inilah yang menjadi jawaban-Nya.

Hari pertama training di tempatku bekerja saat ini rasanya sangat jenuh sekali. Tidak memiliki teman training, ruangan yang begitu sunyi hanya aku seorang diri, materi training yang membuatku pusing, sangat melelahkan pokoknya. Saat training, muncul dipikiranku untuk keluar dari tempat ini karena perkataan dari si trainer. Si trainer ini memberitahu bahwa aku satu departemen dengan kenalan mamaku dan dialah yang menjadi atasanku. Inilah yang kutakutkan. Hari kedua aku benar-benar stress, bingung harus ngapain. Pilihanku saat itu hanya satu yaitu ingin keluar dari tempat ini. Aku menceritakan kepada mama apa yang aku rasakan walau tidak sepenuhnya aku ceritakan. Alasan terkuatku untuk keluar dari perusahaan tersebut karena satu departemen dengan kenalan mamaku. Memang aku merasa bersyukur ada orang yang mau membantuku. Tapi kalau satu departemen membuatku merasa tidak nyaman. Apalagi aku tidak akrab dengan beliau. Selesai training, dari malam dan pagi hari aku terus-terusan menangis. Aku tidak masuk di hari ketiga karena aku merasa jenuh disana, yang lebih tepatnya aku tidak memiliki teman ngobrol. Di hari tersebut, aku dibujuk oleh kenalan mama. Dia memintaku kembali lagi ke perusahaan tersebut.

Memang saat itu mentalku benar-benar payah. Disatu sisi aku merasa malu terhadap atasanku dan karyawan lainnya. Satu sisi lain aku bersyukur atasanku masih memaafkanku. Dia memaklumi apa yang aku rasakan. Rasa malu kejadian tersebut masih aku rasakan sampai saat ini. Mungkin mereka memandangku anak yang payah. Tapi aku akan terus berusaha untuk tidak mempedulikan apa kata mereka. Tuhan aja membantuku melewati masa itu, itu artinya Dia ingin aku terus berjuang dan untuk apa aku pedulikan apa kata mereka. Setiap orang memiliki fase pendewasaan yang berbeda. Mungkin inilah fase pendewasaan diriku.

Setelah melewati masa-masa sulit, seminggu kemudian aku mulai aktif berkuliah. Jujur aku bersyukur banget saat itu. Aku mendapatkan teman-teman yang baik. Mereka sangat berbeda dari apa yang aku pikirkan. Ternyata banyak temanku yang belum bekerja. Bukannya aku senang punya teman yang menganggur, tapi aku merasa punya teman yang menganggur membuatku tidak boros hahah..

Banyak yang ingin aku ceritakan di masa-masa sulitku dulu. Hingga saat ini aku juga terus mengalami masa sulit. Ya kalau hidup di dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa ya gini jadinya. Aku mau selalu belajar untuk menikmati masa-masa ku saat ini. Apapun itu jika aku benar-benar mengenal sifat-Nya pasti aku akan mengerti dengan apa yang aku alami.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KU RINDU HADIRAT TUHAN

20 YEARS OLD

Momen Tak Terlupakan